Pages

Saturday, August 31, 2013

MATERI PKWU 2 KELAS X



Materi Ajar
Kerajinan Kain Flanel

A.    Peluang Bisnis Kerajinan Kain Flanel
Kain flanel bersifat lembut, memiliki warna-warna menarik dan sangat mudah dibentuk, sehingga sering dijadikan pilihan untuk membuat berbagai macam produk hiasan, gantungan kunci, bros, hiasan magnet, jepit rambut dsb. Kain flanel juga sering dipakai untuk produk souvenir. Harga jualnya juga relatif bagus, jika dibandingkan dengan modal yang dibutuhkan, yakni sekitar Rp.2.000,- – Rp. 8.000,- . Modal awal bisa ditekan, karena produksi awal hanya untuk contoh produk,selanjutnya produksi dilakukan hanya jika ada pesanan.

B.     Alat dan Bahan Kerajinan Flanel
1.      Peralatan
a.       Gunting dan Alat Tulis
Gunting dan alat tulis digunakan untuk menggunting pola baik yang dari kain katun
ataupun kain flanel. Terdapat gunting kain, gunting benang dan gunting zig-zag. Sedangkan
peralatan tulis seperti penggaris dan pensil untuk membuat pola
b.      Jarum dan Benang Jahit
Jarum dan benang jahit digunakan untuk menjahit sekeliling kreasi yang menggunakan
isian seperti dakron atau kapas. Selain itu juga digunakan untuk membuat ornamen hiasan
eskpresi wajah dengan berbagai aplikasi tusukan seperti tusuk tikan jejak, tusuk jelujur,
tusuk rantai, tusuk pipih, tusuk feston, dll.
c.       Kertas Karton
Alat ini digunakan untuk membuat pola dasar pada kain.
d.      Lem perekat kain
Lem digunakan sebagai perekat untuk menempelkan aplikasi yang sudah jadi seperti mata,
hidung, kancing, pita, dll. Terdapat lem tembak, lem bakar dan lem adhesive.
e.        Mesin Jahit
Mesin jahit digunakan untuk menjahit dan menyatukan bagian-bagian pola kain.
2.      Bahan-Bahan
a.       Kain Flanel
b.      Kain Katun
Kain katun adalah jenis kain rajut yang berbahan dasar serat kapas. Terdapat jenis kain yang serupa dengan kain katun yaitu kain PE.
c.       Aplikasi Pita, renda dan kancing hias
d.      Tali Suede
e.       Peniti Bros dan gantungan kunci
Peniti bros diperlukan dalam pembuatan kerajinan dari kain flanel berupa bros. Sedangkan
gantungan kunci untuk pembuatan kerajinan berupa gantungan kunci.
f.       Jepit tiptop dari besi
g.      Dakron
Dacron adalah merek dagang untuk kapas buatan yang memiliki daya-kembang tinggi. Tersedia dacron berbentuk serat dan lembaran.
h.      Magnet kulkas
i.        Manik-manik

C.     Cara Merawat Kain Flanel
Merawat kain flanel baik yang masih lembaran atau yang sudah berupa kreasi itu gampang-gampang susah. Dengan karakteristik kain flanel yang berserat ketika tidak dirawat secara baik dan benar maka kain flanel pun akan cepat menjadi kusut dan lusuh.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan untuk merawat kain flanel:
1.      Merawat kain flanel ketika kain flanel kotor bisa dilakukan pembersihan dengan cairan pembersih yang tepat sehingga kain flanel menjadi lebih awet dan tahan lama.
2.      Dalam merendam kain flanel di dalam cairan pembersih jangan terlalu lama, jika terlalu lama maka akan berakibat warna kain flanel bisa memudar.
3.      Jangan disikat dengan sikat yang kasar, sikatlah dengan sikat dengan bulu sikat yang lembut sehingga tekstur dari serat kain flanel tidak cepat berbulu dan kusut atau istilah jawanya "mbrubut" atau "mbledus".
4.      Hal yang juga penting dalam merawat kain flanel yaitu pada saat mencuci sebisa mungkin hidarkan dari pemutih.
5.      Setelah proses pencucian selesai maka dijemur atau diangin-anginkan. Dalam hal ini sebagai catatan merawat kain flanel adalah jangan tempatkan kain flanel pada waktu menjemur dibawah atau terkena sinar matahari secara langsung terlebih dikelantang karena hal ini bisa membuat warna kain flanel menjadi memudar.

D.    Memindahkan Desain ke Kain Flanel
Terdapat beberapa cara dalam memindahkan desain ke kain flanel, namun cara yang umum adalah dengan membuat desain pada kerta karton dan kemudian menjiplak desain tersebut ke kain flanel. Jika ini cara yang anda tempuh maka sebaiknya:
1.      Tidak memakai spidol, pulpen dan pensil 2B untuk menggambar desain pada kain flanel.
2.      Tidak memakai kertas karbon dalam menjiplak desain ke kain flanel.
Adapun cara-cara dalam pemindahan desain ke kain flanel adalah:
1.      Memakai kertas tisu, dimana desain digambar pada kertas tersebut, kerta ditempelkan ke kain
flanel dan kemudian dijahit. Setelah selesai, kertas bisa dilepaskan dari jahitan dengan cara
disobek.
2.      Memakai kertas lilin (wax paper). Caranya sama dengan kertas tisu.


Sunday, August 25, 2013

MATERI PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X



Materi Ajar
Konsep Dasar Kerajinan Tekstil

A. Prinsip-Prinsip Seni
Tidak semua produk yang berbahan utama tekstil bisa disebut sebagai karya seni, sebab
perwujudannya harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:
a. Unity (kesatuan), suatu benda yang dikatakan memiliki nilai seni estetis, harus merupakan
    kesatuan dan perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya secara baik dan sempurna.
b. Complexity (kerumitan), suatu benda yang memiliki nilai estetis pada dasarnya tidaklah
    sederhana, dalam pengertian mengandung unsur-unsur yang berpadu dengan kerumitan
    tertentu seperti saling bertentangan, berlawanan, dan saling menyeimbangkan
c. Intensity (kesungguhan), suatu benda yang dikatakan yang memiliki nilai estetis
   bukanlah suatu benda yang kosong, melainkan memiliki kualitas yang menonjol dalam
   penampilannya. Nilai itu bisa bersifat lembut atau kasar, gembira atau duka, suram atau
   ceria yang ditampilkan secara sungguh-sungguh.

B. Pengertian Kerajinan Tekstil
Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau memakai tekstil sebagai bahan utama.

C. Jenis Kerajinan Tekstil
Jenis produk kriya tekstil terbagi menjadi dua kelompok yaitu: benda hias dan benda pakai atau perpaduan dari keduanya. Jenis produk yang termasuk pada benda hias diantaranya: hiasan dinding,sarung bantal kursi, produk kerajinan tekstil yang termasuk benda pakai diantaranya: bad cover,sarung bantal, tirai, tutup aqua galon, tutup kulkas, taplak meja makan, tutup tudung saji, dll.

D. Desain Kerajinan Tekstil
Kerajinan tekstil yang akan diwujudkan menjadi karya seni akan terwujud secara maksimal
apabila melalui tahap pembuatan produk kerajinan tekstil. Desain merupakan langkah awal dalam mewujudkan suatu karya seni, dan desain merupakan rancangan yang akan memudahkan dalam pencapaian tujuan atau penciptaan karya seni. Dengan demikian desain dapat diartikan sebagai suatu rancangan gambar yang nantinya dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur. Desain dapat diterapkan pada berbagai benda yang ada di lingkungan kita.
Untuk mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil yang baik memerlukan sebuah perencanaan yang didalamnya terdapat kesatuan antara bahan yang digunakan dengan fungsi serta jenis benda yang dibuat, kerumitan dalam pengerjaannya yaitu perpaduan yang seimbang, berlawanan, atau saling bertentangan yang menghasilkan nilai estetis pada benda tersebut.
Suatu desain yang baik akan memperlihatkan susunan yang teratur dari bahan-bahan yang dipergunakan sehingga menghasilkan suatu benda yang indah dan dapat dipergunakan. Dalam hal ini terdapat dua macam desain, yaitu structural design (desain struktur) dan decorative design(desain hiasan)
a. Structural Design (desain struktur)
Structural Design (desain struktur) adalah susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur
dari suatu benda baik berupa benda yang mempunyai ruang maupun gambaran dari suatu
benda. Contoh deesain struktur: gambaran suatu benda yang akan dibuat dilengkapi dengan keterangan ukuran, warna, dan bentuknya.
b. Decorative Design (garnitur)
Decorative Design (garnitur) adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan
busana yang memberikan efek visual memperindah penampilan. Garnitur bisa sebagai unsure dekoratif/hiasan atau sebagai unsur fungsional.
Terdapat tiga cara dalam menyusun decorative desain, yaitu: By the color and pattern, By
construction dedtails, By decorative trims. (Davis dalam Mila Karmila, 2006: 27)
a.     By the color and pattern, yaitu warna dan motif yang tersusun dalam suatu bahan
tekstil pada busana, secara tidak langsung juga berfungsi sebagai decorative design. Contoh :Batik Tapis Tapestry Songket
b.    By construction details, yaitu membentuk detail hiasan tertentu pada busana disini
biasanya dilakukan dengan membuat jahitan/setikan pada kain/tekstil.
 Cnth :: Quilting Smocking Shiring Pintucks
c.     By decorative trims, yaitu teknik yang biasanya berupa tempelan kain diatas
permukaan kain dengan menambahkan unsur pelengkap lain pada permukaan kain. Cnth : Buttons (kancing) Lace (renda) Braids (kepang) Fringe(susur/ekorkuda)

Pembuatan produk kerajinan tekstil dilakukan dengan cara menentukan jenis benda apa yang
akan dibuat (benda hias atau benda pakai), membuat desain produk, membuat desain hiasan pada
produk, menyiapkan bahan dan alat serta langkah kerja pembuatan produk kerajinan tekstil.

E. Bahan dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil
Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan pelengkap. Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis benda yang akan dibuat, fungsi dari benda tersebut,serta teknik yang akan digunakan.
·         Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil adalah bahan tekstil yang tebuat dari serat alam atau serat polyester baik itu berupa kain tenun, rajut, kempa, ataupun berupa benang/tali, contoh bahan-bahan tekstil yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kriya tekstil adalah kain katun, kain satin, benang katun, benang nylon, tali koor, kain flanel, dan pita.
·         Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki fungsi memperindah atau menyempurnakan tampilan benda yang dibuat. Penggunaan bahan pelengkap pun sama dengan bahan utama yaitu harus disesuaikan dengan jenis benda yang dibuat,fungsi benda, serta teknik pembuatan yang digunakan. Bahan pelengkap yang umumnya digunakan adalah bahan tekstil yang terbuat dari serat alam ataupun polyester seperti kain pelapis/pengeras, busa pelapis, dakron, kain furing, renda, pita dan retsluiting.

Alat yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: alat utama dan alat penunjang. Alat utama terdiri dari: mesin jahit, alat-alat menjahit,gunting, pita ukur, papan landasan dan lain-lain. Adapun alat penunjang terdiri dari: mata itik, lem,lilin bakar, pemidangan, jarum T dan lain-lain.


F. Mengenal Kain Flanel
Kain flanel (felt) adalah jenis kain dibuat dari serta wol tanpa ditenun. Kain flanel termasuk salah satu bahan utama yang dipakai dalam kerajinan tekstil. Terdapat kain flanel polos dan kain flannel bermotif. Contoh produk kerajinan flanel: Gantungan kunci, Replika kue , Bingkai foto

Friday, August 2, 2013

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 ABIANSEMAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013


Nama : Ni Wayan Arsiani                  NIM : 2009.III.2.0038                154 Halaman

Pelaksanaan pembangunan di era globalisasi memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dengan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu bertahan dalam ketatnya persaingan global. Untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dunia pendidikan menjadi tumpuan utama sebab melalui pendidikan dapat dicetak sekaligus dikembangkan insan-insan yang terampil serta berkarakter aktif dan mandiri. Dalam rangka membentuk karakter siswa yang aktif dan mandiri maka guru sebagai tenaga pengajar perlu menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakteristik siswa serta tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pembelajaran Ekonomi di kelas X3 SMA Negeri 1 Abiansemal belum melibatkan potensi dan peran siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan dengan prestasi belajar siswa sebelum dilakukan penelitian yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yakni 77 dan ketuntasan klasikal 85%. Berdasarkan observasi awal diperoleh bahwa dari 48 siswa kelas X3, 36 orang siswa (75%) mendapatkan nilai dibawah 77 (tidak tuntas) dan hanya 12 orang siswa (25%) yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 77 (tuntas). Berdasarkan observasi yang dilakukan ditemukan bahwa masalah rendahnya prestasi belajar Ekonomi siswa kelas X3 salah satunya bersumber dari faktor penggunaan metode ceramah yang terlalu monoton serta media yang kurang variatif. Berdasarkan hal tersebut maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Media Kartu Gambar untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1 Abiansemal Tahun Pelajaran 2012 / 2013”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ekonomi melalui implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan media kartu gambar pada siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Abiansemal tahun pelajaran 2012 / 2013. Penelitian tindakan kelas ini melibatkan 48 siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Abiansemal. Penelitian dilakukan dalam 3 siklus tindakan. Data prestasi belajar dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi dan tes sedangkan data aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dengan teknik rata-rata dan persentase serta secara kualitatif deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh adanya peningkatan prestasi belajar siswa kelas X3 dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa kelas X3 pada pelajaran Ekonomi adalah 75,40 dengan total daya serap siswa sebesar 75,40% dan nilai ketuntasan klasikal sebesar 65%. Pada siklus II, nilai rata     -rata siswa mengalami peningkatan sebesar 5,28% yakni dari 75,40 pada siklus I menjadi 79,38 pada siklus II dengan daya serap siswa sebesar 79,38% dan nilai ketuntasan klasikal sebesar 75%. Pada siklus III, nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan sebesar 6% yakni dari 79,38 pada siklus II menjadi 84,14 pada siklus III dengan daya serap siswa sebesar 84,14% dan nilai ketuntasan klasikal sebesar 95,83%.
Di samping terjadinya peningkatan prestasi belajar, penerapan metode Numbered Head Together juga mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Abiansemal. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar dari cukup aktif (49,74%) pada siklus I menjadi aktif (63,80%) pada siklus II dengan peningkatan sebesar 14,06%. Aktivitas siswa pada siklus III juga mengalami peningkatan sebesar 11,46% yaitu dari 63,80% pada siklus II menjadi 75,26% pada siklus III sehingga aktivitas siswa pada siklus III digolongkan sangat aktif.
Dengan demikian maka implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan media kartu gambar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Abiansemal tahun pelajaran 2012 / 2013. Oleh karena itu, guru diharapkan agar selalu menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi sehingga minat dan semangat siswa dalam belajar selalu terjaga yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.